Ads Top

getuk enak tur empuk


Gethuk atau getuk merupakan salah satu makanan tradisional yang dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah khususnya daerah Magelang. Gethuk umumnya terbuat dari singkong yang dikupas dan dikukus hingga matang.
Di daerah Magelang getuk Tri warna sangat digemari dan menjadi oleh-oleh wajib bagi para pelancong baik dari dalam maupun dari luar daerah Magelang. Getuk Tri warna sudah ada di Magelang sejak tahun 1950-an. Di pasar, dijumpai berbagai macam merk getuk Tri warna,antara lain Getuk TRIO, Getuk Marem, Getuk Eco, Getuk Sarinag, Getuk TRIO Aroma, Getuk Millenium dan Getuk TRIO Rasa. Kesemuanya menyajikan kelezatan yang mirip dengan penampilan yang unik dan khas tersendiri.
getuk-marem-magelang  767498_76bfc70c-6ef7-4cb8-bedf-d97769ebe380

Sejarah dan Filosofi

Sejarah Gethuk berawal pada jaman penjajahan Jepang, konon pada masa itu beras yang merupakan makanan pokok Indonesia, merupakan barang langka yang sulit untuk di temukan, sehingga penduduk lokal (asli) Magelang berupaya mengganti makanan pokok mereka dengan ketela, yang saat itu banyak terdapat di sekitar rumah dan mudah ditemukan di pasar. Pionirnya adalah mbah Ali Mohtar yang berasal dari Desa Karet, Magelang yang pertama kali membuat getuk, ia mencoba berinovasi dengan ketela sehingga menjadi satu makanan yang menarik untuk dihidangkan dan tak membosankan untuk dimakan.
Filosofi dari getuk singkong adalah melambangkan kesederhanaan dan mempergunakan potensi yang kita miliki secara aktif dan kreatif sehingga membuat kita lebih mandiri dalam berbagai macam situasi. Pada dasarnya Getuk Singkong itu melambangkan kesederhanaan, nrimo ing pandum, qona’ah, apa adanya, dan jauh dari sikap konsumerisme atau gagah-gagahan semata. Di saat-saat bangsa sedang dilanda krisis ekonomi yang berimbas pada fluktuasi harga barang dan sembako, dan berujung pada rendahnya daya beli masyarakat, maka rakyat diajak untuk mengeratkan tali pinggang meskipun hanya dengan mengkonsumsi singkong. Dalam kondisi yang demikian, singkong pun bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bertahan karena memang harganya yang murah meriah dan bisa didapatkan di mana saja.Siapapun tentu kenal baik dengan singkong. Tanaman ‘kaum alit’ ini boleh dikatakan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan semata umbinya yang bercita rasa khas, kemudian filosofi tentang singkong telah mengajarkan kepada kita bahwa kesederhanaan dan kerendah-hatian dan dibarengi dengan berbagai macam potensi diri yang memadai, akan menjadikan hidup kita lebih acceptable di segala ruang dan waktu. Jadi, janganlah gengsi bersentuhan dengan singkong di tengah-tengah modernitas.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.